5 Cara Untuk Menghindari Diabetes

Diabetes mellitus atau yang lebih dikenal dengan kencing manis adalah penyakit yang tanpa disadari menyerang kita. Banyak sekali kejadian di rumah sakit penyakit diabetes tanpa di sadari oleh penderita,pasien sadar sudah terkena diabetes pada saat di rumah sakit. Oleh karena itu bagi kita yang sudah berumur diatas 35 tahun wajib untuk memeriksakan diri kadar gula kita. Baca selanjutnya ...

Cara Merangsang Otak Anak

Untuk orang tua jangan sampai lewatkan periode emas anak kita,periode emas yang terjadinya 1 kali dalam hidup sangat di sayangkan bila di lewatkan oleh orang tua. Periode emas yang terjadi pada umur 1-3 tahun dimana pada waktu itu anak sedang dalam proses membentuk jati diri. Pembentukan kognisi serta emosi pada periode emas ciptakan fondasi yang hakiki buat anak oleh karena itu sangat di sayangkan seandinya di lewatkan orng tua. Dalam periode emas ini orang tua sangat berperan penting mulai memberikan nutrisi yang lengkap dan seimbang hingga membantu anak mencapai perkembangan mental dan kognisi yang optimal. Baca selanjutnya ...

Asuhan Keperawatan pada pasien Fraktur

Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Brunner and Suddart, 2000) Baca selanjutnya ...

Mengenal Lebih Jauh Tentang Hamil Anggur (Mola Hydatidosa)

Kehamilan anggur atau dalam kata medis di kenal dengan mola hydatidosa adalah tumor yang jinak (benigna) dari chorion yang terjadi pada masa reproduksi. Kehamilan anggur sering terjadi pada wanita umur 45 tahun ke atas namun di rumah sakit besar jarang terjadi terutama di Indonesia kira-kira 1 di antara 80 persalinan. Baca selanjutnya ...

Asuhan Keperawatan pada pasien Tbc

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI). Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Mansjoer , 1999). Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang berbentuk batang dan Tahan asam ( Price , 1997 ) Penyebab Tuberculosis adalah M. Tuberculosis bentuk batang panjang 1 – 4 /mm Dengan tebal 0,3 – 0,5 mm. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi yang sama yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare. Baca selanjutnya ...

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Ppom

Kamis, 16 Juni 2011


asuhan keperawatan Pada Pasien Dengan Ppom


PPOM adalah klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup bronkitis kronis, bronkiektasis, emfisema dan asma. (Bruner & Suddarth, 2002)
PPOM merupakan kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru.

I.       BRONKITIS KRONIS

A.     Pengertian

Bronkitis kronis didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yang berlangsung 3 bulan dalam satu tahun selama 2 tahun berturut-turut. (Bruner & Suddarth, 2002)

B.     Patofisiologi

Asap mengiritasi jalan nafas mengakibatkan hipersekresi lendir dan inflamasi. Karena iritasi yang konstan ini, kelenjar-kelenjar yang mensekresi lendir dan sel-sel goblet meningkat jumlahnya, fungsi silia menurun dan lebih banyak lendir yang dihasilkan. Sebagai akibat bronkiolus dapat menjadi menyempit dan tersumbat. Alveoli yang berdekatan dengan bronkiolus dapat menjadi rusak dan membentuk fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi makrofag alveolar yang berperan penting dalam menghancurkan partikel asing termasuk bakteri. Pasien kemudian menjadi lebih rentan terhadap infeksi pernapasan. Penyempitan bronkial lebih lanjut terjadi sebagai akibat perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan napas. Pada waktunya mungkin terjadi perubahan paru yang ireversibel, kemungkinan mengakibatkan emfisema dan bronkiektasis.

C.     Tanda dan Gejala

Batuk produktif, kronis pada bulan-bulan musim dingin.

D.    Pemeriksaan Penunjang

1.      Pemeriksaan analisa gas darah : hipoksia dengan hiperkapnia
2.      Rontgen dada : pembesaran jantung dengan diafragma normal/mendatar
3.      Pemeriksaan fungsi paru : Penurunan kapasitas vital (VC) dan volume ekspirasi kuat (FEV), peningkatan volume residual (RV), kapasitas paru total (TLC) normal atau sedikit meningkat.
4.      Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit : dapat sedikit meningkat

II.    BRONKIEKTASIS

A.     Pengertian

Bronkiektasis adalah dilatasi bronki dan bronkiolus kronis yang mungkin disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi paru dan obstruksi bronkus; aspirasi benda asing, muntahan, atau benda-benda dari saluran pernapasan atas; dan tekanan akibat tumor, pembuluh darah yang berdilatasi, dan pembesaran nodus limfe. (Bruner & Suddarth)

B.     Patofisiologi

Infeksi merusak dinding bronkial, menyebabkan kehilangan struktur pendukungnya dan menghasilkan sputum yang kental yang akhirnya dapat menyumbat bronki. Dinding bronkial menjadi teregang secara permanen akibat batuk hebat. Infeksi meluas ke jaringan peribronkial sehingga dalam kasus bronkiektasis sakular, setiap tuba yang berdilatasi sebenarnya adalah abses paru, yang eksudatnya mengalir bebas melalui bronkus. Bronkiektasis biasanya setempat, menyerang lobus atau segmen paru. Lobus yang paling bawah lebih sering terkena.
            Retensi sekresi dan obstruksi yang diakibatkannya pada akhirnya menyebabkan alveoli di sebelah distal obstruksi mengalami kolaps (ateletaksis). Jaringan parut atau fibrosis akibat reaksi inflamasi menggantikan jaringan paru yang berfungsi. Pada waktunya pasien mengalami insufisiensi pernapasan dengan penurunan kapasitas vital, penurunan ventilasi dan peningkatan rasio volume residual terhadap kapasitas paru total. Terjadi kerusakan campuran gas yang diinspirasi (ketidakseimbangan ventilasi-perfusi) dan hipoksemia.

C.     Tanda dan Gejala

1.      Batuk kronik dan pembentukan sputum purulen dalam jumlah yang sangat banyak
2.      Jari tabuh, karena insufisiensi pernapasan
3.      Riwayat batuk berkepanjangan dengan sputum yang secara konsisten negatif terhadap tuberkel basil 

D.    Pemeriksaan Penunjang

1.      Bronkografi
2.      Bronkoskopi
3.      CT-Scan : ada/tidaknya dilatasi bronkial

III. EMFISEMA

A.     Pengertian

Emfisema didefinisikan sebagai suatu distensi abnormal ruang udara diluar bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli. (Bruner & Suddarth, 2002)

B.     Patofisiologi

Pada emfisema beberapa faktor penyebab obstruksi jalan napas yaitu : inflamasi dan pembengkakan bronki; produksi lendir yang berlebihan; kehilangan rekoil elastik jalan napas; dan kolaps bronkiolus serta redistribusi udara ke alveoli yang berfungsi.
            Karena dinding alveoli mengalami kerusakan, area permukaan alveolar yang kontak langsung dengan kapiler paru secara kontinu berkurang, menyebabkan peningkatan ruang rugi (area paru dimana tidak ada pertukaran gas yang dapat terjadi) dan mengakibatkan kerusakan difusi oksigen. Kerusakan difusi oksigen mengakibatkan hipoksemia. Pada tahap akhir penyakit, eliminasi karbondioksida mengalami kerusakan, mengakibatkan peningkatan tekanan karbondioksida dalam darah arteri (hiperkapnia) dan menyebabkan asidosis respiratorius.
            Karena dinding alveolar terus mengalami kerusakan, jaring-jaring kapiler pulmonal berkurang. Aliran darah pulmonal meningkat dan ventrikel kanan dipaksa untuk mempertahankan tekanan darah yang tinggi dalam arteri pulmonal. Dengan demikian, gagal jantung sebelah kanan (kor pulmonal) adalah salah satu komplikasai emfisema. Terdapatnya kongesti, edema tungkai, distensi vena leher atau nyeri pada region hepar menandakan terjadinya gagal jantung.
            Sekresi meningkat dan tertahan menyebabkan individu tidak mampu untuk membangkitkan batuk yang kuat untuk mengeluarkan sekresi. Infeksi akut dan kronis dengan damikian menetap dalam paru yang mengalami emfisema memperberat masalah.
            Individu dengan emfisema mengalami obstruksi kronik ke aliran masuk dan aliran keluar udara dari paru. Paru-paru dalam keadaan heperekspansi kronik. Untuk mengalirkan udara kedalam dan keluar paru-paru, dibutuhkan tekanan negatif selama inspirasi dan tekanan positif dalam tingkat yang adekuat harus dicapai dan dipertahankan selama ekspirasi. Posisi selebihnya adalah salah satu inflasi. Daripada menjalani aksi pasif involunter, ekspirasi menjadi aktif dan membutuhkan upaya otot-otot. Sesak napas pasien terus meningkat, dada menjadi kaku, dan iga-iga terfiksaksi pada persendiannya. Dada seperti tong (barrel chest) pada banyak pasien ini terjadi akibat kehilangan elastisitas paru karena adanya kecenderungan yang berkelanjutan pada dinding dada untuk mengembang.

C.     Tanda dan Gejala

1.      Dispnea
2.      Takipnea
3.      Inspeksi : barrel chest, penggunaan otot bantu pernapasan
4.      Perkusi : hiperresonan, penurunan fremitus pada seluruh bidang paru
5.      Auskultasi bunyi napas : krekles, ronchi, perpanjangan ekspirasi
6.      Hipoksemia
7.       Hiperkapnia
8.      Anoreksia
9.      Penurunan BB
10.  Kelemahan

D.    Pemeriksaan Penunjang

1.      Rontgen dada : hiperinflasi, pendataran diafragma, pelebaran interkosta dan jantung normal
2.      Fungsi pulmonari (terutama spirometri) : peningkatan TLC dan RV, penurunan VC dan FEV


ASUHAN KEPERAWATAN


1.      Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan informasi tentang gejala-gejala terakhir juga manifestasi penyakit sebelumnya. Berikut ini adalah daftar pertanyaan yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mendapatkan riwayat kesehatan yang jelas dari proses penyakit :
Y  Sudah berapa lama pasien mengalami kesulitan pernapasan ?
Y  Apakah aktivitas meningkatkan dispnea? Jenis aktivitas apa?
Y  Berapa jauh batasan pasien terhadap toleransi aktivitas?
Y  Kapan selama siang hari pasien mengeluh paling letih dan sesak napas?
Y  Apakah kebiasaan makan dan tidur terpengaruh?
Y  Apa yang pasien ketahui tentang penyakit dan kondisinya?
Data tambahan dikumpulkan melalui observasi dan pemeriksaan; pertanyaan yang patut dipertimbangkan untuk mendapatkan data lebih lanjut termasuk :
Y  Berapa frekuensi nadi dan pernapasan pasien?
Y  Apakah pernapasan sama dan tanpa upaya?
Y  Apakah pasien mengkonstriksi otot-otot abdomen selama inspirasi?
Y  Apakah pasien menggunakan otot-otot aksesori pernapasan selama pernapasan?
Y  Apakah tampak sianosis?
Y  Apakah vena leher pasien tampak membesar?
Y  Apakah pasien mengalami edema perifer?
Y  Apakah pasien batuk?
Y  Apa warna, jumlah dan konsistensi sputum pasien?
Y  Bagaimana status sensorium pasien?
Y  Apakah terdapat peningkatan stupor? Kegelisahan?

2.      Diagnosa Keperawatan
a)      Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkokonstriksi, peningkatan pembentukan mukus, batuk tidak efektif, infeksi bronkopulmonal.
b)      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi-perfusi
c)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, produksi sputum, efek samping obat, kelemahan, dispnea
d)     Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya imunitas, malnutrisi
e)      Kurang pengetahuan tentang kondisi/tindakan berhubungan dengan kurang informasi.

3.      Intervensi
a)      Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkokonstriksi, peningkatan pembentukan mukus, batuk tidak efektif, infeksi bronkopulmonal.
Intervensi :
Mandiri
q  Auskultasi bunyi nafas
q  Kaji frekuensi pernapasan
q  Kaji adanya dispnea, gelisah, ansietas, distres pernapasan dan penggunaan otot bantu pernapasan
q  Berikan posisi yang nyaman pada pasien : peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur.
q  Hindarkan dari polusi lingkungan misal : asap, debu, bulu bantal
q  Dorong latihan napas abdomen
q  Observasi karakteristik batuk misalnya : menetap, batuk pendek, basah
q  Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung
q  Berikan air hangat
Kolaborasi :
q  Berikan obat sesuai indikasi : bronkodilator, Xantin, Kromolin, Steroid oral/IV dan inhalasi, antimikrobial, analgesik
q  Berikan humidifikasi tambahan : misal nebuliser ultranik
q  Fisioterapi dada
q  Awasi GDA, foto dada, nadi oksimetri

b)      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi-perfusi
Mandiri :
q  Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan alat bantu pernapasan
q  Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien memilih posisi yang mudah untuk bernapas
q  Kaji kulit dan warna membran mukosa
q  Dorong mengeluarkan sputum,penghisapan bila diindikasikan
q  Auskulatasi bunyi nafas
q  Palpasi fremitus
q  Awasi tingkat kesadaran
q  Batasi aktivitas pasien
q  Awasi TV dan irama jantung
Kolaborasi :
q  Awasi GDA dan nadi oksimetri
q  Berikan oksigen sesuai indikasi
q  Berikan penekan SSP (antiansietas, sedatif atau narkotik)
q  Bantu intubasi, berikan ventilasi mekanik

c)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, produksi sputum, efek samping obat, kelemahan, dispnea
Intervensi :
Mandiri :
q  Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Evalusi berat badan
q  Auskultasi bunyi usus
q  Berikan perawatan oral sering
q  Berikan porsi makan kecil tapi sering
q  Hindari makanan penghasil gas dan minuman berkarbonat
q  Hindari makanan yang sangat panas dan sangat dingin
q  Timbang BB
Kolaborasi :
q  Konsul ahli gizi untuk memberikan makanan yang mudah dicerna
q  Kaji pemeriksaan laboratorium seperti albumin serum
q  Berikan vitamin/mineral/elektrolit sesuai indikasi
q  Berikan oksigen tambahan selama makan sesuai indikasi

d)     Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya imunitas, malnutrisi
Intervensi :
q  Awasi suhu
q  Kaji pentingnya latihan nafas, batuk efektif, perubahan posisi sering dan msukan cairan adekuat
q  Observasi warna, karakter, bau sputum
q  Awasi pengunjung
q  Seimbangkan aktivitas dan istirahat
q  Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat

Kolaborasi :
q  Dapatkan spesimen sputum
q  Berikan antimikrobial sesuai indikasi

e)      Kurang pengetahuan tentang kondisi/tindakan berhubungan dengan kurang informasi.
q  Jelaskan proses penyakit
q  Jelaskan pentingnya latihan nafas, batuk efektif
q  Diskusikan efek samping dan reaksi obat
q  Tunjukkan teknik penggunaan dosis inhaler
q  Tekankan pentingnya perawatan gigi /mulut
q  Diskusikan pentingya menghindari orang yang sedang infeksi
q  Diskusikan faktor lingkungan yang meningkakan kondisi seperti udara terlalu kering, asap, polusi udara. Cari cara untuk modifikasi lingkungan
q  Jelaskan efek, bahaya merokok
q  Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas, aktivitas pilihan dengan periode istirahat
q  Diskusikan untuk mengikuti perawatan dan pengobatan
q  Diskusikan cara perawatan di rumah jika pasien diindikasikan pulang

0 komentar:

Posting Komentar

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Copyright 2010 Deddy's file. All rights reserved.
Themes by Ex Templates Blogger Templates - Home Recordings - Studio Rekaman