5 Cara Untuk Menghindari Diabetes

Diabetes mellitus atau yang lebih dikenal dengan kencing manis adalah penyakit yang tanpa disadari menyerang kita. Banyak sekali kejadian di rumah sakit penyakit diabetes tanpa di sadari oleh penderita,pasien sadar sudah terkena diabetes pada saat di rumah sakit. Oleh karena itu bagi kita yang sudah berumur diatas 35 tahun wajib untuk memeriksakan diri kadar gula kita. Baca selanjutnya ...

Cara Merangsang Otak Anak

Untuk orang tua jangan sampai lewatkan periode emas anak kita,periode emas yang terjadinya 1 kali dalam hidup sangat di sayangkan bila di lewatkan oleh orang tua. Periode emas yang terjadi pada umur 1-3 tahun dimana pada waktu itu anak sedang dalam proses membentuk jati diri. Pembentukan kognisi serta emosi pada periode emas ciptakan fondasi yang hakiki buat anak oleh karena itu sangat di sayangkan seandinya di lewatkan orng tua. Dalam periode emas ini orang tua sangat berperan penting mulai memberikan nutrisi yang lengkap dan seimbang hingga membantu anak mencapai perkembangan mental dan kognisi yang optimal. Baca selanjutnya ...

Asuhan Keperawatan pada pasien Fraktur

Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Brunner and Suddart, 2000) Baca selanjutnya ...

Mengenal Lebih Jauh Tentang Hamil Anggur (Mola Hydatidosa)

Kehamilan anggur atau dalam kata medis di kenal dengan mola hydatidosa adalah tumor yang jinak (benigna) dari chorion yang terjadi pada masa reproduksi. Kehamilan anggur sering terjadi pada wanita umur 45 tahun ke atas namun di rumah sakit besar jarang terjadi terutama di Indonesia kira-kira 1 di antara 80 persalinan. Baca selanjutnya ...

Asuhan Keperawatan pada pasien Tbc

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI). Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Mansjoer , 1999). Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang berbentuk batang dan Tahan asam ( Price , 1997 ) Penyebab Tuberculosis adalah M. Tuberculosis bentuk batang panjang 1 – 4 /mm Dengan tebal 0,3 – 0,5 mm. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi yang sama yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare. Baca selanjutnya ...

Lebih Dekat Dengan Menopause

Selasa, 26 Juli 2011


Lebih Dekat Dengan Menopause




Menopause merupakan berhebtinya siklus menstruasi secara permanen dan merupakan suatu titik balik dan bukan penyakit. Hal ini pada umumnya dipicu oleh usia yang di sebabkan oleh melambatnya fungsi ovarium. Selain karena usia menopause juga disebabkan oleh operasi tertenru dan jg pengobatan medis.

Kapan menopause datang? Berdasarkan data dari National Institute on Aging,rata-rata perempuan mengalami menopause secara alami di sia 51 tahun. Tapi beberapa perempuan mengalami menopause di usia 40 dan sangat sedikit perempuan yang menopause di akhir usia 60-an. Pada perempuan perokok cenderung mengalami menopause lebih awal,sampai saat ini belum ada cara pasti memperhitungkan usia menopause. Hanya jika seorang perenpuan yang tidak mengalami menopause selama 12 bulan secara berturut-turut,tanpa ada penyebab yang jelas,sudah bisa dikatakan menopause.

Menopause terjadi secara bertahap,ovarim tidak berhenti dengan tiba-tiba tetapi melambat secara perlahan. Masa perubahan menuju menopause dikenal dengan perimenapause. Pada masa ini hati-hati buat perempuan karena pada masa ini perempuan masih bisa hamil,ovarium masih berfungsi dan ovulasi masih bisa terjadi.






Gejala menopause
Gejala yang pertama terjadi adalah periode menstruasi yang berubah,setiap perempuan perubahan itu bervariasi. Ada yang semakin pendek atau lama,semakin banyak atau berkurang,dengan waktu yang lebih lama atau lebih singkat diantara periode. Perubahan semacam ini merupakan hal yang normal tapi jika anda mengalami perdarahan yang berat atau jarak periode terlalu dekat,ada baiknya anda konsltasi ke dokter. Gejala lain dari menopause adalah :
Hot flashes (kilas panas),merupakan perasaan panas yang muncul sebentar dan membuat wajah serta leher memerah. Selain itu bisa juga muncul bitik merah di dada,punggung dan lengan. Hal ini juga bisa di ikuti oleh keringat dan perasaan dingin. Gejala ini umum dirasakan oleh perempuan menopause. Hot flashes yang terjadi di malam hari kadang sampai mengganggu tidur,berikut tips buat perempuan menopause dan mengalami hot flashes :
·        Gunakan kipas angin di kamar anda
·        Hindari selimut tebal
·        Kenakan pakaian dari katun ringan atau material tipis lainnya di malam hari
·        Sediakan kain basah di dekat anda,dengan kain ini anda dapat mendinginkan diri begitu kilas panas muncul.
Gangguan seks,produksi estrogen bisa memicu keringnya vagina hal ini akan membuat hubungan intim terasa sakit. Tips : cobalah gunakan pelumas (lubricant) larut dalam air.

Jika gejala-gejala menopause anda mengganggu aktivitas anda maka saya sarankan anda untuk konsultasi ke dokter.  

Cara Memperlambat Terjadinya Pikun


Cara Memperlambat Terjadinya Pikun







Dalam kehidupan masyarakat pikun merupakan hal yang normal dari bagian hidup kita,apalagi bila hal tersebut terjadi saat usia kita menua. Menurut WHO,penduduk lansia (Lanjut usia) di bagi atas; usia pertengahan (middle age) : 45 -69 tahun, usia lanjut (elderly) : 60 – 74 tahun,tua (old) : 75 -90 tahun,dan usia sangat tua (very old) : lebih dari 90 tahun. Tapi dari segi medis pikun bukanlah merupakan bagian normal dalam proses penuaan. Pikun atau dalam bahasa latinnya “ DIMENSIA “ merupakan sindroma yang di tandai oleh terganggunya fungsi – fungsi memori(daya ingat),berbahasa,berpikir,dan bererilaku.

Di dunia medis demensia termasuk masalah yang tak kalah rumitnya dengan masalah yang terdapat pada penyakit kronik seperti stroke,hipertensi, dan kanker. Hal tersebut karena seorang dimensia keberadaannya akan menjadi beban baik keluarga maupun masyarakat.

Umumnya dimensia yang di derita oleh lansia disebabkan oleh dimensia Alzheimer dan demensia vascular,dan sampai sekarang penyakit ii tidak dapat disembuhkan.




Tanda-tanda pikun
1.     Lupa kejadian yang baru dialami
2.     Kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari
3.     Kesulitan dalam berbahasa,seperti menemukan kata-kata yang sederhana
4.     Disorientasi waktu dan tempat,seperti lupa tempat di ana dia berada
5.     Tidak mamp membuat keputusan
6.     Kesulitan berpikir abstrak,seperti kesulitan dalam menghitung
7.     Salah menaruh barang-barang
8.     Perubahan suasana perasaan dan perilaku dalam waktu singkat,seperti tenang tiba-tiba menangis
9.     Perubahan kepribadian,seperti menjadi pencuriga,penakut
10.  Kehilangan inisatif,seperti menjadi sangat pasif dan apatis.


Tindakan Pencegahan
Cara untuk memperlambat terjadinya pikun ini antara lain memperbanyak aktifitas yang menggunakan fungsi otak seperti isalnya : olah raga,sosialisasi,bekarya. Makan makanan yang sehat dan bergizi serta menjaga kesehatan mental dan fisik.

Kenali Penyakit Jantung dan Pencegahannya

Senin, 11 Juli 2011




Kenali Penyakit Jantung Dan Pencegahannya



Penyakit jantung adalah penyakit pembunuh No.1 di dunia yang dapat menghinggap pada setiap manusia. Kita wajib waspada sebab datangnya tanpa di ketahui,kita tentu ingat dengan penyakit yang di derita oleh artis adjie massaid,atau yang terbaru penyakit K.H zainuddin MZ. Penyakit yang mendadak tanpa diketahui penyebabnya,semua pihak menyatakan dengan pasti bahwa hal itu di sebabkan oleh penyakit jantung.
Maka untuk mencegah semua itu mari kita kenal lebih jauh dengan yang namanya penyakit jantung. Mungkin dengan membaca literature ini kita semua dapat menghindarinya.


PENYAKIT JANTUNG




Ada beberapa jenis penyakit jantung tapi baru-baru ini penyakit jantung yang paling tren adalah penyakit jantung yang datangnya mendadak yang dalam dunia medis di kenal dengan INFARK MIOKARD AKUT ( IMA ), Mari kita kenali tanda dan gejalanya.

A.   TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala yang sering muncul pada serangan jantung :
Ø Gejala paling umum adalah rasa tidak nyaman atau nyeri dada yang mempunyai karakteristik seperti :
·        Perasaan tertindih yang tidak nyaman,diremas,berat,sesak,atau nyeri.
·        Lokasi nyeri biasanya di dada sebeleh kiri dan di belakang tulang belikat.
·        Dapat menyebar ke bahu,leher,rahang bawah,atau kedua lengan dan kadang menjalar ke perut bagian atas.
·        Biasanya bertahan salama lebih dari 20 menit,terkadang nyeri timbul kadang juga hilang.
Ø Gejala lain yang mungkin ada atau mengikuti :
·        Berkeringat
·        Nausea atau mual
·        Sesak nafas
·        Kelemahan
·        Tidak sadar (pingsan)
               Dari tanda-tanda di atas kita dapat belajar tentang gejala penyakit                               jantung,terkadang kita merehkan hal-hal tersebut. Hal ini juga yang menyebabkan banyak orang yang sakit jantung langsung meninggal di tempat. Jadi bila kita atau orang terdekat kita mengalami tanda-tanda seperti di atas maka segeralah untuk periksa karena lebih cepat lebih baik.
            
B. FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG
Selain tanda dan gejala diatas kita perlu mengetahui adanya faktor-faktor resiko dari penyakit jantung yang bisa dijadikan kita acuan agar kita lebih waspada.
Ø Faktor resiko utama yang tidak dapat kita diubah :
·        Keturunan
·        Jenis kelamin laki-laki
·        Bertambahnya usia
Ø Faktor resiko utama yang dapat diubah :
·        Merokok
Merokok meningkatkan 2-3 kali lipat resiko kematian karena penyakit jantung dan pembuluh darah.
·        Tekanan darah tinggi dan Diabetes mellitus (kencing manis)
The American Heart Association menhanggapDiabetes sebagai faktor utama resiko penyakit kardiovaskuler yang diidap sekitar 150 juta orang di seluruh dunia,dan prevelensinya,terutama pada usia muda,terus menigkat dalam 25 tahun kedepan.
·        Kadar kolesterol darah tinggi
Kolesterol adalah faktor kunci dari proses ateroskerosis,yahg menjadi dasar meningkatnya penyakit kardiovaskler.
Ø Faktor resiko lain yang dapat di modifikasi :
·        Kegemukan
Kecendurangan pola makan yang salah menyebabkan kegemukan,kurangnya konsumsi sayur dan buah diperkirakan menyebabkan sekitar 31% penyakit jantung.
·        Kurang aktivitas fisik
Aktivitas fisik menurunkan menurunkan resiko penyakit jantung dan diabetes.
·        Stress.

C. GAYA HIDUP SEHAT UNTUK JANTUNG
Dari uraian diatas tentu kita dapat sedikit mengerti tentang penyakit jantung. Pada bagian ini saya akan menyajikan hal-hal yang perlu dilakukan agar kita terhindar dari penyakit jantung. Gaya hidup sehat untuk jantung meliputi mengadopsi gaya hidup yang dapat mengurangi resiko terjadinya serangan jantung di kemudian hari. Mengurangi faktor resiko menurunkan kemungkinan terkena serangan jantung atau stroke.
v Mengontrol tekanan darah tinggi-penatalaksanaan secara umum meliputi mengubah pola makan dan penggunaan obat anti hipertensi.
v    Berhenti merokok secara total.
v    Memperhatikan menu makanan kita,kurangi lemak jenuh dan kolesterol,konsumsi diet seimbang.
v    Turunkan berat badan jika kita kelebihan berat badan.
v    Olah raga sacara teratur,karena dengan olah raga mampu mengurangi berat badan,mampu membakar kolesterol,dan menumbuhkan perasaan bahagia dan sehat.
     
                                Demikian perkenalan yang saya sajikan saya harap pembaca mampu mengerti dan dapat terhindar dari penyakit jantung.

Asuhan Keperawatan pada anak dengan Hidrocephalus

Selasa, 05 Juli 2011


 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Hidrocephalus




I.   Pengertian
          Hidrocephalus adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh produksi yang tidak seimbang dan penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSF) di dalam sistem ventricular. Ketika  produksi CSF lebih besar dari penyerapan, cairan cerebrospinal terakumulasi di dalam sistem ventricular.

II.      Penyebab
Penyebab dari hidrosefalus adalah :
·      Kelainan bawaan (konginetal)
·      Infeksi
·      Neoplasma
·      Perdarahan.

III.   Jenis Hidrosefalus
·      Hidrosefalus Non Komunikan (tipe tak berhubungan ):
     Terjadinya obstruksi pada aliran cairan serebrospinal.
·      Hidrosefalus Komunikan (tipe berhubungan ) :
Kegagalan absorbsi cairan serebro spinal.

 
II.      Pengkajian.
A.  Anamnesa.
1.         Insiden hidrosefalus: 5,8 per 10.000 kelahiran hidup
·           Hidrosefalus dengan spinabifida terdapat kira-kira 3-4 per 1000 kelahiran hidup
·           Type hidrosefalus obstruksi terdapat  99 % kasus pada anak-anak.
2.         Riwayat kesehatan masa lalu:
·           Terutama adanya riwayat luka/trauma kepala atau infeksi serebral
3.         Riwayat kehamilan dan persalinan :
·           Kelahiran yang prematur
·           Neonatal meningitis
·           Perdarahan subaracnoid
·           Infeksi intra uterin
·           Perdarahan perinatal, trauma/cidera persalinan.
B.            Pemeriksaan Fisik
·           Biasanya adanya myelomeningocele, pengukuran lingkar kepala (Occipitifrontal)
·           Pada hidrosefalus didapatkan :
v Tanda-tanda awal:
o    Mata juling
o    Sakit kepala
o    Lekas marah
o    Lesu
o    Menangis jika digendong dan diam bila berbaring
o    Mual dan muntah yang proyektil
o    Melihat kembar
o    Ataksia
o    Perkembangan yang berlangsung lambat
o    Pupil edema
o    Respon pupil terhadap cahaya lambat dan tidak sama
o    Biasanya diikuti: perubahan tingkat kesadaran, opistotonus dan spastik pada ekstremitas bawah
o    Kesulitan dalam pemberian makanan dan menelan
o    Gangguan cardio pulmoner
v Tanda-tanda selanjutnya:
o    Nyeri kepala diikuti dengan muntah-muntah
o    Pupil edema
o    Strabismus
o    Peningkatan tekanan darah
o    Denyut nadi lambat
o    Gangguan respirasi
o    Kejang
o    Letargi
o    Muntah
o    Tanda-tanda ekstrapiramidal/ataksia
o    Lekas marah
o    Lesu
o    Apatis
o    Kebingungan
o    Sering kali inkoheren
o    Kebutaaan
C.            Pemeriksaan Penunjang
§    Skan temografi komputer (CT-Scan) mempertegas adanya dilatasi ventrikel dan membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya (neoplasma, kista, malformasi konginetal atau perdarahan intra kranial)
§    Pungsi ventrikel  kadang digunakan untuk mengukur tekanan intra kranial, mengambil cairan serebrospinal untuk kultur (aturan ditentukan untuk pengulangan pengaliran).
§    EEG: untuk mengetahui kelainan genetik atau metabolik
§    Transluminasi: untuk mengetahui adanya kelainan dalam kepala
§    MRI (Magnetik Resonance Imaging): memberi informasi mengenai struktur otak tanpa kena radiasi


D.           Penatalaksanaan Medis.
          Pasang pirau untuk mengeluarkan kelebihan CSS dari ventrikel lateral kebagian ekstrakranial (biasanya peritonium untuk bayi dan anak-anak atau atrium pada remaja ) dimana hal tersebut dapat direabsorbsi           
  
III.   Diagnosa keperawatan, Intervensi dan Rasional.
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional

1.























2.

















3.

Risiko perubahan integritas kulit ke-pala b/d ketidak-mampuan bayi da-lam mengerakan kepala akibat pe-ningkatan ukuran dan berat kepala
















Perubahan fungsi keluarga  b/d situasi krisis (anak dalam catat fisik)














Resiko tinggi terjadi cidera b/d peningkatan tekanan intra kranial




















Tidak terjadi gangguan in-tegritas kulit.
Kriteria:
Kulit utuh, ber-sih dan kering.


















Keluarga mene-rima keadaan anaknya, mam-pu menjelas-kan keadaan penderita.
Kriteria:
-  Keluarga ber-partisipasi da-lam merawat anaknya
-  Secara verbal keluarga da-pat mengerti tentang penya-kit anaknya.


Tidak terjadi pe-ningkatan TIK Kriteria:
Tanda vital da-lam batas nor-mal, pola nafas efektif, reflek cahaya positif, tidak tejadi gangguan kesa-daran, tidak muntah dan ti-dak kejang.

§  Kaji kulit kepala setiap 2 jam dan monitor terhadap area yang terte-kan
§  Ubah posisi tiap 2 jam dapat di-pertimbangkan untuk mengubah poisisi kepala se-tiap jam.
§  Hindari tidak adanya linen pa-da tempat tidur
§  Baringkan kepa-la pada bantal karet busa atau menggunakan tempat tidur air jika mungkin.
§  Berikan nutrisi se-suai kebutuhan.


§  Jelaskan secara rinci tentang kon-disi klien, prose-dur terapi dan prognosanya.
§  Ulangi penjelas-an tersebut  bila perlu dengan contoh bila keluarga belum mengerti
§  Klarifikasi kesa-lahan asumsi  dan misinterpretasi
§  Berikan kesem-patan keluarga untuk bertanya.

§  Observasi ketat tanda-tanda pe-ningkatan TIK
§  Tentukan skala coma


§  Hindari pema-sangan infus di kepala
§  Hindari sedasi


§  Jangan sekali-kali memijat atau memompa shunt untuk memeriksa fungsinya

§  Ajari keluarga mengenai tanda-tanda pening-katan TIK


§ Untuk memantau keadaan integumen kulit secara dini.


§ Untuk meningkat-kan sirkulasi kulit.




§ Linen dapat menye-rap keringat sehing-ga kulit tetap kering
§ Untuk mengurangi tekanan yang me-nyebabkan stres me-kanik.


§ Jaringan mudah nekrosis bila kalori dan protein kurang.

§ Pengetahuan dapat mempersiapkan keluarga dalam merawat penderita.

§ Keluarga dapat menerima seluruh informasi agar tidak menimbulkan salah persepsi

§ Untuk menghindari salah persepsi

§ Keluarga dapat mengemukakan pe-rasaannya

§ Untuk mengetahui secara dini pe-ningkatan TIK
§ Penurunan kesadar-an menandakakan adanya peningkatan TIK
§ Mencegah terjadi infeksi sistemik

§ Tingkat kesadaran merupakan indika-tor peningkatan TIK
§ Dapat mengakibat-kan sumbatan sehing-ga terjadi pening-katan CSS atau obtruksi pada ujung kateter di peritonial.
§ Keluarga dapat ber-patisipasi dalam pe-rawatan klien anak  hidrosefalus.










DAFTAR PUSTAKA

Whaley  and Wong  ( 1995 ), Nursing Care of infants and children, St.Louis : Mosby year Book

Doenges M.E, ( 1999), Rencana Asuhan keperawtan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien,  EGC, Jakarta

Lynda Juall Carpenito, ( 2000)  Buku Saku : Diagnosa Keperawatan,  Ed.8, EGC, Jakarta

Soetomenggolo,T.S . Imael .S , ( 1999 ), Neorologi  anak, Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta


Asuhan Keperawatan pada anak dengan Hemofilia


Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Hemofilia

A.     Definisi
Hemofilia adalah penyakit koagulasi darah kongenital karena anak kekurangan faktor pembekuan VIII (Hemofilia A) atau faktor IX (Hemofilia B).

B.     Etiologi
Penyebab Hemofilia adalah karena anak kekurangan faktor pembekuan VIII (Hemofilia A) atau faktor IX (Hemofilia B).

C.     Pathofisiologi
Hemofilia merupakan penyakit kongenital yang diturunkan oleh gen resesif x-linked dari pihak ibu.
Faktor VIII dan faktor IX adalah protein plasma yang merupakan komponen yang diperlukan untuk pembekuan darah, faktor-faktor tersebut diperlukan untuk pembentukan bekuan fibrin  pada tempat pembuluh cidera.
Hemofilia berat terjadi apabila konsentrasi faktor VIII dan faktor IX plasma kurang dari 1 %.
Hemofilia sedang jika konsentrasi plasma 1 % - 5 %.
Hemofilia ringan apabila konsentrasi plasma 5 % - 25 % dari kadar normal.
Manifestasi klinis yang muncul tergantung pada umur anak dan deficiensi faktor VIII dan IX.
Hemofilia berat ditandai dengan perdarahan kambuhan, timbul spontan atau setelah trauma yang relatif ringan.
Tempat perdarahan yang paling umum di dalam persendian lutut, siku, pergelangan kaki, bahu dan pangkal paha.
Otot yang tersering terkena adalah flexar lengan bawah, gastrak nemius, & iliopsoas.


D.     Manifestasi Klinis
1.       Masa Bayi (untuk diagnosis)
a.       Perdarahan berkepanjangan setelah sirkumsisi
b.       Ekimosis subkutan di atas tonjolan-tonjolan tulang (saat berumur 3-4 bulan)
c.       Hematoma besar setelah infeksi
d.      Perdarahan dari mukosa oral.
e.       Perdarahan Jaringan Lunak
2.       Episode Perdarahan (selama rentang hidup)
a.       Gejala awal      : nyeri
b.       Setelah nyeri    : bengkak, hangat dan penurunan mobilitas)
3.       Sekuela Jangka Panjang
Perdarahan berkepanjangan dalam otot menyebabkan kompresi saraf dan fibrosis otot.

E.     Komplikasi
1.       Artropati progresif, melumpuhkan
2.       Kontrakfur otot
3.       Paralisis
4.       Perdarahan intra kranial
5.       Hipertensi
6.       Kerusakan ginjal
7.       Splenomegali
8.       Hepatitis
9.       AIDS (HIV) karena terpajan produk darah yang terkontaminasi.
10.   Antibodi terbentuk sebagai antagonis terhadap faktor VIII dan IX
11.   Reaksi transfusi alergi terhadap produk darah
12.   Anemia hemolitik
13.   Trombosis atau tromboembolisme


F.      Uji Laboratorium dan Diagnostik
1.       Uji Laboratorium (uji skrining untuk koagulasi darah)
a.       Jumlah trombosit (normal)
b.       Masa protrombin (normal)
c.       Masa trompoplastin parsial (meningkat, mengukur keadekuatan faktor koagulasi intrinsik)
d.      Masa perdarahan (normal, mengkaji pembentukan sumbatan trombosit dalam kapiler)
e.       Assays fungsional terhadap faktor VIII dan IX (memastikan diagnostik)
f.        Masa pembekuan trompin
2.       Biapsi hati (kadang-kadang) digunakan untuk memperoleh jaringan untuk pemeriksaan patologi dan kultur.
3.       Uji fungsi hati (SGPT, SGOT, Fosfatase alkali, bilirubin)

 
G.     Pengkajian Keperawatan
  1. Pengkajian sistem neurologik
a.       Pemeriksaan kepala
b.       Reaksi pupil
c.       Tingkat kesadaran
d.      Reflek tendo
e.       Fungsi sensoris
  1. Hematologi
a.       Tampilan umum
b.       Kulit : (warna pucat, petekie, memar, perdarahan membran mukosa atau dari luka suntikan atau pungsi vena)
c.       Abdomen (pembesaran hati, limpa)
  1. Kaji anak terhadap perilaku verbal dan nonverbal yang mengindikasikan nyeri
  2. Kaji tempat terkait untuk menilai luasnya tempat perdarahan dan meluasnya kerusakan sensoris, saraf dan motoris.
  3. Kaji kemampuan anak untuk melakukan aktivitas perawatan diri (misal : menyikat gigi)
  4. Kaji tingkat perkembangan anak
  5. Kaji Kesiapan anak dan keluarga untuk pemulangan dan kemampuan menatalaksanakan program pengobatan di rumah.
  6. Kaji tanda-tanda vital (TD, N, S, Rr).

H.     Diagnosa Keperawatan
1.       Risiko injuri b.d perdarahan
2.       Nyeri b.d perdarahan dalam jaringan dan sendi
3.       Risiko kerusakan mobilitas fisik b.d efek perdarahan pada sendi dan jaringan lain.
4.       Perubahan proses keluarga b.d anak menderita penyakit serius


I.     Intervensi Keperawatan
DP I
Tujuan       : Menurunkan risiko injuri
Intervensi :
1.       Ciptakan lingkungan yang aman dan memungkinkan proses pengawasan
2.       Beri dorongan intelektual / aktivitas kreatif
3.       Dorong OR yang tidak kontak (renang) dan gunakan alat pelindung : helm
4.       Dorong orang tua anak untuk memilih aktivitas yang dapat diterima dan aman
5.       Ajarkan metode perawatan / kebersihan gigi.
6.       Dorong remaja untuk menggunakan shaver hindari ROM pasif setelah episode perdarahan akut.
7.       Beri nasehat pasien untuk mengenakan identitas medis.
8.       Beri nasehat pasien untuk tidak mengkonsumsi aspirin, bisa disarankan menggunakan Asetaminofen.

DP I         
Tujuan       : Sedikit atau tidak terjadi perdarahan
Intervensi  :
1.       Sediakan dan atur konsentrat faktor VIII + DDAVP sesuai kebutuhan.
2.       Berikan pendidikan kesehatan untuk pengurusan penggantian faktor darah di rumah.
3.       Lakukan tindakan suportif untuk menghentikan perdarahan
·         Beri tindakan pada area perdarahan 10 – 15 menit.
·         Mobilisasi dan elevasi area hingga diatas ketinggian jantung.
·         Gunakan kompres dingin untuk vasokonstriksi.

DP II
Tujuan        : Pasien tidak menderita nyeri atau menurunkan intensitas atau skala nyeri yang dapat diterima anak.

Intervensi  :
1.       Tanyakan pada klien tengtang nyeri yang diderita.
2.       Kaji skala nyeri.
3.       Evaluasi perubahan perilaku dan psikologi anak.
4.       Rencanakan dan awasi penggunaan analgetik.
5.       Jika injeksi akan dilakukan, hindari pernyataan “saya akan memberi kamu injeksi untuk nyeri”.
6.       Hindari pernyataan seperti “obat ini cukup untuk orang nyeri”.
7.       “Sekarang kamu tidak membutuhkan lebih banyak obat nyeri lagi”.
8.       Hindari penggunaan placebo saat pengkajian/ penatalaksanaan nyeri.

DP III
Tujuan       : Menurunkan resiko kerusakan mobilitas fisik.
Intervensi  :
1.       Elevasi dan immobilisasikan sendi selama episode perdarahan.
2.       Latihan pasif sendi dan otot.
3.       Konsultasikan dengan ahli terapi fisik untuk program latihan.
4.       Konsultasikandengan perawat kesehatan masyarakat dan terapi fisik untuk supervisi ke rumah.
5.       Kaji kebutuhan untuk manajemen nyeri.
6.       Diskusikan diet yang sesuai.
7.       Support untuk ke ortopedik dalm rehabilitasi sendi.

DP IV
Tujuan       : Klien dapat menerima support adekuat.
Intervensi  :
1.       Rujuk pada konseling genetik untuk identifikasi kerier hemofilia dan beberapa kemungkinan yang lain.
2.       Rujuk kepada agen atau organisasi bagi penderita hemofilia.


DAFTAR PUSTAKA

1.       Cecily. L Betz, 2002, Buku Saku Keperawatan Pediatri, Alih bahasa Jan Tambayong, EGC, Jakarta.

2.       Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1, Infomedika, Jakarta.

3.       Sodeman, 1995, Patofisiologi Sodeman : Mekanisme Penyakit, Editor, Joko Suyono, Hipocrates, Jakarta.

4.       Arif M, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid 2, Media Aesculapius, FKUI, Jakarta.

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Copyright 2010 Deddy's file. All rights reserved.
Themes by Ex Templates Blogger Templates - Home Recordings - Studio Rekaman